SELAMAT DATANG DI HUMOR KHUSUS DEWASA

Selasa, 19 Mei 2009

Api Cemburu Yang Percuma

Sebagai janda punya warung, biasalah Ny. Srini, 35, digoda para pelanggan. Tapi Samsu, 40, yang kelewat GR, menganggap wanita itu kekasihnya, marahlah lelaki asal Riau ini. Kastoyo, 50, yang kelewat sering menggoda langsung dibacok. Samsu masuk tahanan, dan ternyata Sriatun tak pernah menjenguknya.

Ungkapan Cina lama mengatakan: kalau tak bisa bersikap ramah, jangan buka toko! Meski Srini bukanlah suku Tionghoa, ketika bisnis buka warung makan, mau tidak mau dia mengikuti resep lama tersebut. Dan ternyata benar. Berkat senyum dan keramahannya, pelanggan warung nasinya cukup banyak. Terlepas dari senyum dan keramahan itu, Srini sendiri memang cukup cantik, sehingga makin sempurnalah dia menggaet para tamu.

Karena dia janda cantik, otomatis pelanggannya kebanyakan kaum lelaki. Mereka hadir dengan motif yang berbeda-beda. Ada yang memang murni mengisi perut kosong, tapi banyak juga yang sekedar ingin menggoda pemilik warung. Ngopinya hanya segelas, makan tempe goreng hanya sepotong; tapi ngobrolnya bisa berjam-jam. Bahkan banyak pula, mulut menggigit paha ayam, tapi mata memelototi dada dan pantat Srini yang memang aduhai.

Canda di warung makan, memang suka kelewatan. Apa lagi Srini wanita dalam status bukan milik siapa-siapa, sehingga semakin bebas saja menggoda si pemilik warung. Kadang canda itu menjurus ke soal seks, penuh rayuan maut. Tapi Srini tak pernah marah. Semua diterima dengan “tebal muka”. Dia tak mau marah dengan akibat warungnya sepi gara-gara ditinggal pelanggan. Dalam pandangan dia, guyonan para pelanggan masih wajar.

Adalah Samsu, lelaki asal Riau yang sudah lama menggelandang di Lamongan, tepatnya di sekitar warung Srini di Desa Jaten Cilik Kecamatan Rengel. Diam-diam dia tertarik pada Srini. Tapi dia tak pernah mengungkapkan aspirasi urusan bawahnya, karena sadar akan kondisi dirinya. Hanya menurut kaca pandang Samsu, janda ini sebetulnya memberi perhatian lebih istimewa padanya. Salah satu bukti, meski bon di warungnya lumayan banyak, Srini tak pernah mengejar-ngejarnya.

Seperti biasa, sore hari menjelang magrib para buruh pabrik pada makan di warung Srini. Termasuk Samsu dan Kastoyo, warga setempat yang suka duduk kongkow-kongkow di warung tersebut. Sebagaimana lelaki yang lain, Kastoyo suka ikut arus bercanda dan menggoda Srini. “Kopine kurang manis, diimbuhi manise bakule ya gak papa (kopinya kurang manis, ditambah manisnya sipenjual gak masalah),” kata Kastoyo.

Guyonan itu sebetulnya sangat standar dan klasik. Tapi bagi Samsu yang telah menaruh hari pada Srini, kata-kata itu justru memancing rasa cemburunya. Karena Kastoyo terus menggoda dengan kata-kata yang lebih tajam menukik, Samsu jadi lepas kontrol. Tahu-tahu Kastoyo diseret keluar dan dibanting, begitu terjatuh dengan posisi telungkup langsung disusul dengan bacokan golok. Gegerlah warung Srini. Para pengunjung buru-buru melarikan Kastoyo ke RS Babat, dan Samsu pun ditangkap polisi Polres Lamongan.

Sejumlah saksi pun diperiksa, termasuk Srini. Tapi sama sekali dia membantah bahwa telah menjadi kekasih Samsu. Baginya, senyum dan sikap ramah bisa diberikan kepada siapa saja, tak ada yang diistimewakan. Maka meski lelaki itu kini ditahan karena kecemburuan atas pemilik warung, Srini tak pernah sekalipun membesuknya. Dia tetap berjualan di warung nasi seperti biasa.

Kasihan Samsu, buang-buang energi doang!

0 komentar:

Posting Komentar